Analysis Of Digital Maturity Model In Family Business Company Cv. Mutiara Perkasa Abadi

Authors

  • Faza Pradipta Telkom University
  • Siska Noviaristanti Telkom University

Abstract

Abstrak Industri manufaktur skala menengah di Indonesia menghadapi beberapa tantangan seperti; biaya produksi yang tinggi, perubahan teknologi informasi yang cepat, serta perubahan permintaan dan pasar yang sangat dinamis. Tantangan-tantangan ini secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi keberlanjutan operasi perusahaan. Berkenaan dengan kondisi di atas, sebagai kontribusi akademis, tujuan dari penelitian ini adalah menentukan posisi kematangan digital untuk industri manufaktur skala menengah dan bagaimana meningkatkan posisi kematangan digital yang telah diterapkan di perusahaan. Agar implementasi digital berfungsi dengan baik, perusahaan harus mengetahui posisi kematangan digital mereka. Metode untuk mengukur posisi kematangan digital adalah dengan model kematangan digital. Ada dua indikator yang mengukur kematangan digital; kemampuan digital dan dampak digital. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data dari wawancara dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS dan Microsoft Excel yang menghasilkan digital maturity scorecard yang kemudian diterjemahkan ke posisi tingkat kematangan digital. Studi kasus untuk penelitian ini adalah di perusahaan pengolahan makanan skala menengah di Bandung bernama CV. MUTIARA PERKASA ABADI. Hasil akhir menunjukkan bahwa CV. Mutiara Perkasa Abadi telah mencapai kuadran keempat yang berarti dalam tahap transformatif dengan skor kemampuan digital 112,95 dan skor dampak digital 128,83 yang berarti perusahaan memiliki kemampuan pengembangan digital internal yang kuat, fokus masalah, dan budaya inovasi. Kata kunci: Model Kematangan Digital, Transformasi Digital, Tingkat kematangan Digital Abstract The medium-scale manufacturing industry in Indonesia is facing several challenges such as; high production costs, rapid changes in information technology, as well as changes in demand and a very dynamic market. These challenges directly or indirectly affect the sustainability of the company's operations. Regarding to the condition above, as an academic contribution, the purpose of this study is defining the digital maturity position for medium-scale manufacturing industry and how to improve the digital maturity position that has been implemented in the company. In order to make digital implementation works well, the company must know their maturity position. The methods for measuring digital maturity position is by digital maturity model. There are two indicators that digital maturity measures; digital capabilities and digital impact. This research is a quantitative research, which data collection was conducted using questionnaires. The data from interviews was analyzed using SPSS and Microsoft Excel Software generating digital maturity scorecard that later translated to maturity position. The case study for this research is in a medium-scale food processing company in Bandung named CV. MUTIARA PERKASA ABADI. The final result shows that CV. Mutiara Perkasa Abadi has reach the forth quadrant which mean in the transformative stage with digital capability score of 112.95 and digital impact score of 128.83 which mean the company has strong internal digital development capability, problem focused, and culture of innovation. Kata kunci: Digital Maturity Model, Digital Transformation, Digital Maturity Level

Downloads

Published

2020-04-01

Issue

Section

Program Studi S1 International ICT Business